Inovasi Pembelajaran Jarak Jauh
Awal tahun
2020, dunia digemparkan dengan sebuah virus yang disebut dengan Corona. Virus
ini pertama kali terdeteksi di Kota Wuhan, Cina, pada akhir Januari. Pihak Cina
menyatakan bahwa virus ini telah menelan korban jiwa dan semakin bertambah setiap
harinya. Tidak butuh waktu lama, seluruh dunia pun mulai ikut terjangkit virus
yang penularannya sangat cepat ini.
Bulan Maret
tahun ini, virus corona tipe C-19 juga mulai menyasar Indonesia.
Presiden Jokowi secara resmi mengumumkan bahwa virus corona telah masuk
ke Indonesia dan mengumumkan 2 orang warga yang telah positif virus ini.
Semua sektor
kehidupan dipaksa untuk melakukan penyesuaian, termasuk dunia pendidikan. Kemendikbud melalui Surat Edaran Nomor 4
Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan dalam Masa Darurat Coronavirus
Disease (Covid-19) mewajibkan
seluruh satuan pendidikan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran secara online
yang dikenal dengan pembelajaran jarak jauh dalam jaringan (PJJ Daring). Dengan
kondisi ini, maka seluruh satuan pendidikan mulai menyesuaikan diri dengan
dunia digital. Tentu keadaan ini merupakan tantangan sekaligus peluang untuk guru
dalam mengakselarasi kemampuan komputasinya menuju revolusi industri 4.0 dan society
5.0 di mana manusia dapat berkomunikasi dan berkolaborasi dengan teknologi
tanpa harus bertatap muka secara langsung. Hal ini menjadikan hikmah dibalik
musibah atau hambatan menjadi peluang.
Berdasarkan
latar belakang kondisi di atas, penulis yang bertugas di SMA Islam PB Soedirman
1 Bekasi pada saat itu segera melakukan langkah-langkah inovatif dalam pembelajaran. Menyikapi program pembelajaran online,
kami melakukan rapat koordinasi semua bidang dan menemukan bahwa 80% guru belum
terbiasa dengan pembelajaran daring sedangkan 20% sudah mahir untuk
daring. Selanjutnya, kami mengadakan worskhop
pembelajaran daring dan penulis sendiri sebagai narasumber utamanya. Setelah melakukan workshop
pembelajaran daring, maka terjadi peningkatan kompetensi guru dalam moda
pembelajaran daring, 80% menjadi bisa sedangkan 20% sisanya masih memerlukan
pendampingan.
Hadirnya pandemi mengubah
segala tatanan hidup manusia yang juga berimbas pada tatanan dunia pendidikan.
Pelaksanaan rencana awal pembelajaran daring dengan memanfaatkan seluruh
media/aplikasi online yang tersedia ternyata belum cukup untuk
menyiasati pembelajaran daring di masa pandemi. Beragam media online
tersebut ternyata belum mampu mengakomodasi segala kebutuhan pembelajaran yang
diharapkan.
Berbagai
variasi moda pembelajaran daring yang dapat digunakan di internet tentu membuat
pembelajaran daring semakin mudah. Guru dan peserta didik tetap dapat bertatap
muka walau dengan keterbatasan waktu pertemuan. Permasalahan baru muncul ketika
proses berbagi tugas kepada peserta didik. Guru dapat memberikan tugas-tugas
siswa dengan moda pembelajaran daring terpisah yang lainnya, seperti Google
Classroom, Quizziz, Edmodo, Zoom meeting, cisco webex, google meet,
telegram, youtube atau yang paling mudah dengan menggunakan aplikasi
percakapan WhatssApp. Sayangnya, aplikasi ini seluruhnya digunakan
terpisah-pisah sehingga menyulitkan guru maupun untuk proses evaluasi dan
penilaian.
Tidak
terintegrasinya antara seluruh proses pembelajaran, evaluasi, dan penilaian,
membuat jalannya proses pembelajaran tidak efektif dan kurang efisien. Belum
lagi bila melihat banyaknya jumlah kelas yang diampu oleh seorang guru, maka
tentu ini akan menjadi masalah baru bagi guru dalam proses pengolahan nilai.
Seiring dengan
perkembangan selanjutnya, pembelajaran daring tetap diteruskan sampai waktu
yang belum ditentukan oleh pemerintah, mengingat kondisi pandemi masih juga
belum berakhir. Hal ini juga membuat Ujian Sekolah dan Penilaian Akhir Semester
dilaksanakan secara daring. Penulis di satuan unit kerja SMA Islam PB Soedirman
1 Bekasi melaksanakan ujian dengan menggunakan aplikasi Google Forms.
Kemudian dilanjutkan dengan pengumuman dan pembagian rapor secara daring yang
dapat diakses oleh seluruh peserta didik dan orang tua. Sampai kegiatan wisuda
yang kami laksanakan dengan virtual graduation melalui streaming Youtube.
Setelah
melaksanakan pembelajaran daring selama tiga bulan dan seluruh kegiatannya,
fakta lain pun terungkap bahwa kemampuan komputasi guru dalam mengoperasikan
komputer dan segala fitur di dalamnya masih sangat minim. Data yang penulis
peroleh dari hasil evaluasi pembelajaran, ditemukan bahwa hanya sekitar 20% guru yang sudah
terbiasa dengan pembelajaran online, sedangkan sisanya 80% masih belum terbiasa
dengan pembelajaran online dan masih membutuhkan pendampingan.
Tidak hanya
evaluasi dari unsur dalam sekolah saja, penulis juga mengevaluasi dari sisi
peserta didik dan orangtua. Evaluasi dilakukan kepada orang tua peserta didik
melalui survei yang berpusat kepada kepuasan selama pembelajaran daring.
Hasilnya masih banyak keluhan orang tua terhadap pembelajaran daring yang
kurang efektif dan kurang efisisen. Selain itu, sangat minimnya pertemuan
daring dan cenderung sekadar hanya untuk berbagi tugas.
Penulis pada
saat itu terus mencari solusi dengan semangat yang tinggi di tengah pandemi
yang melanda negeri ini. Penulis akhirnya memutuskan untuk mencari suatu
kebaruan yang tentunya dilakukan untuk kepentingan bersama yang lebih besar.
Belajar dari segala hambatan dan keluhan selama pembelajaran daring di paruh
akhir semester genap tahun pelajaran 2019/2020, penulis melakukan inovasi
pembelajaran berupa penggunaan aplikasi terpadu untuk pembelajaran, yaitu Microsoft
Teams untuk menunjang pembelajaran yang akan
dilakukan di awal tahun pelajaran baru nanti.
Langkah
inovasi tersebut diawali dengan penulis mengikut kegiatan Training of
Trainer (TOT) guru inovatif dari Micrososft. Siapa yang tidak
mengetahui perusahaan raksasa penguasa software dan segala perangkatnya.
Hal ini tentu menjadi kesempatan emas bagi siapa saja yang mengikutinya dan
salah satu yang beruntung untuk menimba ilmu di sana adalah penulis sendiri
yang kemudian didapuk menjadi trainer atau narasumber mengenai penggunaan Microsoft
Teams Education untuk pembelajaran.
Hal tersebut
merupakan salah satu bukti bahwa penulis terus berkomitmen dalam menyelesaikan
tugas dan juga berupaya meningkatkan produktivitas diri walaupun di masa sulit
seperti sekarang ini. Selanjutnya tidak hanya berhenti untuk pengembangan diri
sendiri saja, ketika penulis menjadi narasumber dalam program “Diseminasi Guru
Inovatif” yang bertugas melatih guru-guru
se-Jawa Barat secara gratis dengan jumlah mencapai 100 peserta. Hal ini
bertujuan agar sekolah-sekolah dapat menggunakan aplikasi Microsoft
Teams dalam pembelajaran daring dan tentu akan
menjadi solusi praktis saat ini.
Pelatihan Microsoft Teams yang dilakukan oleh penulis seputar penggunaan aplikasi Microsoft Teams dan cara mengoperasikannya dalam pembelajaran. Aplikasi ini tentu sebuah kebaruan dan inovasi terbaru bagi pembelajaran tatap muka di sekolah yang terpadu. Seluruh proses pembelajaran dari awal hingga akhir dapat dilakukan di dalam satu aplikasi Microsoft Teams ini. Berikut ini adalah proses pembelajaran yang dilakukan dengan Microsoft Teams :
1. Tatap muka dapat dilakukan dengan menggunakan fitur meeting di dalam Microsoft Teams Peserta didik tidak perlu lagi untuk menunggu kode join ke dalam kelas karena guru telah dapat membuat kelas dengan menambahkan peserta didik secara langsung. Tentu hal ini jauh lebih praktis.
2.
Proses belajar dapat menjadi lebih
interaktif dengan menggunakan fitur whiteboard. Peserta didik akan tetap
dapat melihat penjelasan guru seperti papan tulis yang ada di sekolah dengan
fitur berbagi layar atau sharing screen lalu menjelaskannya di fitur whiteboard.
3.
Pemberian tugas atau tagihan kepada
peserta didik dapat menggunakan fitur assignment. Dengan begitu, siswa
tidak akan tertinggal informasi mengenai tugas- tugas harian mereka.
4.
Selain itu, guru juga dapat langsung
memberikan nilai di tugas yang telah disetorkan oleh peserta didik dengan menggunakan
fitur grades. Peserta didik pun akan langsung dapat melihat perolehan
nilai mereka dan segala feedback dari tugas yang telah dikerjakan.
5.
Seluruh catatan dan tugas/tagihan
siswa dapat dilakukan di fitur class notebook yang dapat diakses
bersama-sama antara guru dan peserta didik. Hal ini dapat membuat seluruh
kegiatan menjadi paperless alias tidak membutuhkan kertas. Hal ini akan memudahkan guru untuk melakukan proses evaluasi dalam pembelajaran.
Hadirnya Microsoft
Teams ini tentu menjadi pemecahan masalah
pembelajaran yang memiliki manfaat sangat besar di masa pandemi seperti
sekarang ini.
Ilmu yang dimiliki oleh penulis saat itu
langsung diterapkan di satuan unit kerja baru sebagai kepala sekolah SMA Islam
PB Soedirman 2 Bekasi. Pada tanggal 1 Juli 2020 setelah sertijab Kepala sekolah,
penulis langsung menerapkan langkah-langkah progresif sebagai strategi
menyiasati berbagai tantangan di masa pandemi.
Setelah
melaksanakan workshop Diseminasi Guru Inovatif, guru-guru di SMA Islam PB
Soedirman 2 Bekasi mendapatkan arahan dari penulis yang tidak lain merupakan
kepala sekolah di sana, untuk melakukan geladi pembelajaran menggunakan Microsof
Teams dan segala fiturnya bersama peserta didik per kelas selama tiga hari
di masa orientasi. Geladi ini dilaksanakan dalam rangka mempersiapkan guru dan
peserta didik menghadapi pembelajaran tatap muka dengan menggunakan aplikasi Microsoft
Teams .
Penulis terus
memantau dan mendampingi jalannya pembelajaran daring di sekolah dengan terus
berkoordinasi kepada seluruh stake holder. Hasilnya tidak ditemukan
masalah selama pembelajaran daring yang cukup berarti. Semuanya jadi semakin
mudah dilakukan dengan menggunakan aplikasi yang terintegrasi seperti Microsoft
Teams sehingga tidak perlu lagi banyak menggunakan
aplikasi terpisah.
Penulis
sebagai kepala sekolah juga melayani dengan semangat yang tinggi dalam berbagai
kesempatan. Seperti misalnya melayani peserta didik yang memiliki permasalahan
dalam pembelajaran daring. Peserta didik dan orang tua dapat berbagi kesulitan
dengan kepala sekolah tentang hambatan yang dialami selama pembelajaran daring.
Selain melayani orang tua dan peserta didik, penulis juga melayani tamu dari
SMA Slamet Riyadi, Karawang yang
melakukan kunjungan untuk syaring PJJ dan layanan SKS. Penulis dengan senang
hati membagi ilmu dan segala pengetahuan yang ada dan yang telah diterapkan di
sekolah kepada mereka. Tidak hanya itu saja, di masa pandemi ini penulis juga
tetap melayani mahasiswa yang ingin melakukan penelitian terhadap pembelajaran
daring di sekolah. Semua itu dilakukan oleh penulis tanpa pamrih dan tidak
mengharap imbal jasa. Semata-mata hanya demi berbagi ilmu dan pengetahuan serta
memberikan manfaat bagi banyak pihak.
Penggunaan Microsoft
Teams di sekolah tidak hanya digunakan sebagia moda
pembelajaran. Penulis menggagas ide penggunaan Microsoft Teams untuk berbagai macam kegiatan pengelolaan
manajemen sekolah. Di antaranya yaitu:
·
Rapat pertemuan orang tua dalam
rangka sosialisasi program sekolah.
·
Rapat koordinasi dan evaluasi guru
karyawan yang dilaksanakan dua minggu sekali.
·
Pengumpulan perangkat pembelajaran
oleh guru-guru dapat dilaksanakan melalui class notebook Teams Guru. Seluruh
kegiatan dapat dilakukan dengan digital dan paperless.
·
Kegiatan supervise guru juga
dilaksanakan melalui Microsoft Teams dan begitupun pengawasannya.
·
Kegiatan tambahan pelajaran
kokurikuler yang dilaksanakan untuk meningkatkan kompetensi peserta diidik.
·
Ektrakurikuler daring melalui Teams
Ekskul pembinanya masing-masing.
·
Kegiatan hari besar seperti upacara
kemerdakaan dan perayaan Idul Adha secara daring yang berkolaborasi dengan
Youtube.
Seluruh
kegiatan dapat dilaksanakan secara terpadu dengan hanya menggunakan satu
aplikasi terpadu yang membuat segalanya jadi lebih mudah. Tidak hanya berhenti
sampai di situ saja, inovasi yang dilakukan oleh penulis terus berlanjut dan
disebarkan kepada seluruh masyarakat dengan semaksimal mungkin. Penulis selalu
mengabadikan rekam jejak segala kegiatan dan ilmu yang dimiliki dalam bentuk
tayangan di aplikasi Youtube yang mudah untuk diakses siapa saja dan kapan
saja. Dengan begitu, penulis dapat berbagi ilmu dengan seluruh guru-guru di
Indonesia seolah tanpa berjarak. Hal ini menjadi bukti bahwa penulis rela
mengorbankan tenaga, waktu, dan pikiran untuk kepentingan bersama yang jauh
lebih besar.
Kegiatan
penulis yang aktif di media social dalam rangka menyebarkan ilmu, ternyata
mampu menjadi inspirasi dan teladan bagi rekan-rekan guru lainnya di sekolah.
Banyak rekan-rekan guru yang mengikuti jejak penulis menjadi youtuber dan
berbagi ilmu yang bermanfaat untuk masyarakat. Selain itu, semangat penulis
dalam terus berkarya juga memacu rekan-rekan guru lainnya untuk mengikuti
jejaknya.
Penulis
sebagai kepala sekolah telah melakukan segala upaya untuk mengatasi tantangan
dan hambatan yang ada selama pandemi. Perlahan namun pasti, hasil yang
diperoleh pun terlihat nyata dan terasa manfaatnya. Penulis selalu berusaha
menggugah semangat dalam berkarya dan membangkitkan etos kerja tinggi di
kalangan rekan-rekan guru di sekolah. Hal ini membuktikan bahwa penulis dapat
menunjukkan daya tahan dalam menghadapi kesulitan dan rintangan dalam
pembelajaran dengan memaksimalkan kualitan diri dengan dedikatif dan
inspiratif.
Untuk lebih praktisnya bagai mana penulis melakukan inovasi pembelajaran jarak jauh di SMA Islam PB. Soedirman 2 Bekasi, bisa di simak pada vidio berikut ini :
Trainer Guru Inovatif Indonesia
Anas Ponijan
It’s tough search out|to search out} safe sites that offer high-quality video games with out sacrificing security for the first rate slots. Many out-compete one another with their attractive bonuses or large on-line slots collection. 강원랜드 쪽박걸 Ignition is greatest suited to gamers who enjoy not only half in} actual money slots at no cost but additionally poker.
BalasHapus